26022025
Gebrakan walikota baru : program pendidikan di setiap aula kelurahan / kecamatan.
Setiap hari rabu sore. Terbuka untuk umum, gratis. Fokus topik di tiap kelurahan / kecamatan beda-beda. Ada yang kelas bahasa, ada yang khusus penggayaan materi sekolah, dll.
Selama ini, ruangan aula kelurahan / kecamatan memang masih cukup jarang dikaryakan. Sering kali kosong dan berdebu. Dulu, waktu mereka masih kampanye, saya sempat mengusulkan kepada beliau-beliau tersebut untuk mendayagunakan ruang-ruang tak terpakai tersebut. Mulai dari level sekretariat RW, aula kelurahan - kecamatan, hingga gedung teknis dinas. Sebagian dari pengejawantahan ide saya dulu telah terwujud melalui program ini
Pada hari pertama pembukaan kegiatan, saya hadir untuk mencobanya secara langsung.
Kebanyakan pesertanya didatangkan dari sekolah yang ada di seberang kantor kelurahan. Gurunya sendiri didatangkan dari.... staf kelurahan itu sendiri. Masih berpakaian dinas. Ku kira, ada guru yang didatangkan dari luar.
Kelurahan ini berfokus di topik Bahasa Jepang.
Karena mayoritas peserta kegiatan belum pernah belajar Bahasa Jepang secara formal sama sekali, materi hari ini disama-ratakan mulai dari yang paling dasar : 挨拶
Mulai dari お早う, お早うございます, 今日は, 今晩は,またね、じゃね、ありがとうございま、どう致しまして、いえ、すみません、ごめん.
Ada peserta yang nyeletuk さよなら. Sensei lalu mengingatkan bahwa ungkapan itu bukanlah sebuah 挨拶 yang bisa digunakan sehari-hari. Hanya saat-saat tertentu saja. Misalnya, perpisahan yang sangat panjang. Untuk sekedar perpisahan tiap pulang sekolah cukup pakai じゃね / またね saja, katanya.
Saat menjelaskan, sensei-nya sendiri kadang tak sengaja keceplosan menggunakan istilah-istilah teknis asli jepang yang lupa belum diterjemahkan sama sekali. Di tengah kelas, kadang saya harus membuka Takoboto di ponselku untuk mengetahui apa makna istilah yang baru saja disebut. Misalnya, 丁寧.
Setelah selesai, acara ditutup dengan foto bersama Ibu Camat.