23022025
07.10 pagi, LRT Jatimulya arah ke Dukuh Atas sempat mogok sekitar 300 m sebelum masuk ke Stasiun LRT Cawang.
Setidaknya, aku melihat dua kotak lampu merah di panel kendali kabin. Satu di pojok kanan atas. Satu di tengah-tengah baris paling atas. Masinis sibuk memfoto layar dashboard. Beberapa saat kemudian, seseorang berseragam INKA (baju abu-abu tua + lanyard IMSS) ikut bergegas masuk ke kabin. Ia menggunakan kunci kabin yang berwujud seperti kunci letter T kecil untuk masuk ke dalam.
Ada kotak panel yang dibuka. Sepertinya mereka sedang mengusahakan untuk mengambil alih kendali kereta secara manual. Pak Masinis berusaha melihat nomor kode seri kereta yang tertulis di atas kabin : TS 18 MC 01 / K1 1 20 79. Sepertinya beliau ingin mengirimkan laporan ke grup koordinasi.
Pada layar monitor berlogo Siemens, muncul tampilan UI yang belum pernah ku lihat sebelumnya.
Akhirnya, LRT pun perlahan mulai bergerak lagi. Maju sedikit ke depan, sampai ke Stasiun Cawang.
Raut wajah masinis dan petugas INKA mulai tampak sedikit rileks. Mereka sudah mulai bisa mengobrol santai dan bersalaman. Rupanya, mereka belum sempat berkenalan satu sama lain saat situasi darurat barusan.
Keluar dari Stasiun LRT Cawang, kereta ini sudah dapat berfungsi normal secara otomatis lagi. Dua kotak merah yang tadi sempat menyala sekarang sudah padam.
***
Harusnya pagi ini aku ada di Grand Wisata, atau di Kantor WMID. Tapi ternyata sekarang ku di Gedung Stovia.
***
Di Manggarai, ingin ke Jatinegara. Kereta arah Bekasi lewat. Aku masuk, sambil sibuk menulis blog ini. Tiba-tiba saja, banyak orang tiba-tiba keluar, pindah kereta. Aku langsung saja ikut-ikutan, pindah kereta. Pengalaman ku dulu di Stasiun Cakung, pindah kereta seperti ini bisa lebih cepat.
Eh, ternyata, kereta yang baru saja kutinggalkan itu justru berangkat duluan.
Ternyata, orang-orang itu pindah karena mau langsung ke Cikarang.
Bahaya laten ikut-ikutan.
***
Sampai di Jatinegara. Ingin ke Senen. Baru saja turun, langsung melihat kereta arah Kampung Bandan. Barusan cek di peta, wah, kalau ke Kampung Bandan, bisa lewat Senen.
Naik lah ke kereta Kampung Bandan itu.
Satu stasiun kemudian, aku sampai.
Sampai di Stasiun Matraman lagi?!?!!
Lagi lagi salah naik kereta.
Ternyata, ada dua jenis kereta arah Kampung Bandan.
Ada yang via Manggarai. Ada yang via Pasar Senen.
Aku terpaksa harus balik lagi ke Jatinegara.
***
Sampai di Senen, waktu ku sudah tidak banyak lagi. Terpotong LRT mogok. Terpotong salah naik di Manggarai. Terpotong salah naik di Jatinegara.
Sesampainya di "pintu keluar" Stasiun Senen, ternyata pintu itu tidak boleh dilalui pejalan kaki.
Waduh. Harus berputar-putar lagi mencari pintu keluarnya.
***
Kesimpulan : sistem wayfinding di stasiun kereta masih cukup sulit untuk dipahami. Hari ini, setidaknya sudah tiga kali aku harus bolak-balik karena salah kereta dan salah jalur pintu keluar.