08022025a

Sore, menjelang magrib. Tol Timur. Angkot merah putih 43. Pak supir angkot sedang membawa seisi keluarganya di kokpit depan. Istri dan dua anak.

Di gerbong belakang, terisi sekitar empat orang, termasuk aku. Mereka duduk saling berjauhan. 

Waktu ngetem selesai. Kami berangkat. Di depan sana, tampak kemacetan yang cukup mengerikan. Mobil angkot perlahan masuk teratur mengantri masuk.

Akar kemacetannya itu, simpang tiga Jatimulya. Kendaraan dari arah Babakan yang hendak berbelok masuk ke Jatimulya dapat memotong arus kendaraan dari arah Tol Timur. Begitu juga kendaraan dari arah Jatimulya yang hendak berbelok ke arah Tol Timur.

Setelah lewat pertigaan itu, jalan langsung lancar.

Seseorang minta kiri di Babakan. Setelah turun dari angkot, ia berjalan sedikit ke depan, sambil memberikan uang sepuluh ribu lewat jendela pintu depan. Pak supir sempat kesulitan untuk mencari uang kembaliannya.

Ketika Pak Supir sedang sibuk mencari, penumpang yang turun itu memberikan sebuah roti kepada anak Pak Supir yang duduk di depan.

"Ini, buat anaknya"

"Terima kasih," balas ibu sang anak.


***


Ada restoran padang tepat di tepi timur Lapangan Gasibu. Sekitar jam 13.30 siang, aku makan di sana. Nasi, lele goreng, kuah gulai ayam, kuah rendang, daun singkong.

Suasana di dalam restoran itu cukup sepi. Hanya ada petugas restoran, dan seorang pelanggan yang duduk tepat di belakangku.

Saat aku belum sempat selesai menghabiskan santapanku, pelanggan di belakang itu baru saja menyelesaikan pembayarannya di kasir.

Ia tiba-tiba berkata padaku. "Sudah ya," ujarnya sambil bergegas pergi keluar.

Hah? Apanya yang sudah?

Aku kebingungan, sambil melihat orang itu pergi meninggalkan rumah makan.

Petugas restoran langsung memberi penjelasan. "Makananmu sudah dibayar oleh dia," katanya.

Hah. Wow.

Dia siapa? Serius. Aku tidak kenal.

Orang baik. 

Mantap.


Popular posts from this blog

020220250839a

23022025

13022025